Pages

Thursday, 21 July 2016

Datang Untukmu

Cipt : Didik Dwi Cahyo
Vocal : Anwar Syahrani


Intro      : G D C D 2X
(*)
G             D             G             D             C             Bm         Am         D
Terlihatlah, langkah terlelah melintasi hampa rapuhnya diri
G             D             G             D             C             G             Am         D
Namun rasa tak juga rasa, indah cinta tak juga mencinta
C             D#          D
(**)
G             D             G             D             C             Bm         Am         D
Detik waktu menghanyutkanku dilautan asmara dihatimu
G             D             G             D             C             G             Am         D
Kuterlena senyuman itu cintaku tlah terpaku di hatimu
C             D             C                             D#          D
Hadirmu mengukir hatiku kini .. wooo uu oo

Reff :
G             D             Em          D
Bulan pancarkan sinar terangnya,
C             Bm         Am         D
bintangpun dating hiasi malam
G             D             Em          D             C
cinta hadirkan kesetiaan selamanya
D#          D
 kita terjaga oleh cinta
back to intro
back to (**)
back to reff
bridge :
Am                                         Em
Mengapa cinta yang slalu disalahkan
F                                              C
Bila tak sungguh menjaganya
Am                                         Em
Akankah cinta kita tetap slamanya
D#                          D
Aku percaya wo uooo
Back to reff 2x

Outro 

Wednesday, 3 September 2014

FOTOGRAFER

Bagaimanapun Aku mencoba menjadi fotografer buat temen temnku :D hahha

Masalah KRS an ?

Hayyy
Aapa kabar kalian semua ?????
Temen2 ku SMA , dan Temen Kuliah sekarang udah pada sibuk ya 
Oke oke , saya mau menyapa dulu karena jarang update hahahaha, pasti kalian kangen yaaaaa? its oke Kalian anak2 KP 2013 mana suaranyaaaaaaaa? hebat seklai
oh iya, temen2 pada bingung ya soal KRS an smt 3 ini ? pada galau ? haha
udah enggak jaman nya galau guys 
semua permasalahan pasti ada solusi dan jalan keluarnya kok :)
Dalam kesempatan ini saya akan memberikan tips untuk kalian semua soal masalah KRS an smt 3 ini.
Nah cek sekrang :
1. Lakukan pembayaran di Bank BNI terdekat
2. Pastikan anda sudah melakukan registrasi online ( sesuai PIN yang baru )
3. Log in di siakad
4. Klik KRS - Mata Kuliah - Cek MK
5. Untuk smester 3 ini, Makul ada 10, dan terdiri dari 21 sks , bagi yang ada masalah tentang 0 sks bisa ditanyakan langsung di bagian pendidikan FEB, bagi kalian yang belum mengambil MK bahasa inggris tenang, saat ini siakad belum menayangkan makul bahasa inggris ( mungkin dari pihak UPT P2B )
Sekian solusidari saaya , bila ada salah kata mohon dimaafkan yaaahhh 

Wednesday, 5 February 2014

KEUTAMAAN MEMILIKI ANAK PEREMPUAN

KEUTAMAAN MEMILIKI ANAK PEREMPUAN

Para orang tua biasanya lebih merasakan kegembiraan yang luar biasa bila melahirkan bayi laki-laki. Padahal semua pemberian baik anak laki-laki atau perempuan harus disyukuri. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW. bersabda, “Apabila seorang anak perempuan lahir, Allah SWT mengirimkan malaikat ke rumah itu. Mereka mendatangi rumah itu dan mendoakan keselamatan ke atas mereka.

Kemudian para malaikat melingkungi bayi perempuan yang baru lahir dengan sayapnya dan membelai kepalanya dengan tangan mereka seraya berkata bahwa ia adalah lemah. Barangsiapa yang memikul tanggung jawab untuk memeliharanya maka ia akan memperoleh rahmat Allah SWT selama ia masih hidup.”[Al-Mujan As-Shaghir li-Thabrani]

Anas bin Malik r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa memelihara dua anak perempuan hingga mencapai akil baligh, maka ia dan aku akan datang pada hari Kiamat seperti ini, beliau lalu mengumpulkan dua jarinya.[HR.Muslim]

Senada dengan hadist di atas ada sebuah hadist dari Aisyah r.a, Aisyah r.a berkata , “Seorang wanita datang kepadaku disertai dua anak perempuannya. Ia meminta shadaqah kepadaku, tetapi ia tidak menemukan sesuatu apapun pada diriku kecuali sebiji kurma. Maka aku berikan kurma itu. Ia menerimanya kemudian membaginya untuk kedua anak perempuannya, ibunya tidak mengambil bagian dari kurma itu. Kemudian ia pergi. Sementara itu Rasulullah SAW. mengunjungiku dan aku menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau. Maka Rasulullah SAW.bersabda, “Orang yang memikul tanggung jawab untuk membesarkan anak perempuan dan memperlakukan mereka dengan baik, ia akan memperoleh perlindungan dari neraka jahannam.”(Muttafaqunalaih)

Jadi buat para bunda yang punya bayi/anak perempuan selamat yaa…Jangan lupa kita jaga anak kita karena darinya kita akan meraih syurga dan aliran pahala bila kita sudah tiada. So jadikan ia mutiara yang tiada duanya di dunia ini. Buat kita para wanita ternyata kepala kita dulu pernah dibelai oleh para malaikat…

Manfaat Sholat Tahajud

Rajinlah Shalat Tahajud, Ini Manfaatnya

Setiap Muslim seharusnya memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan shalat Tahajud setiap malam hingga menjadi terbiasa. Orang-orang saleh zaman dahulu tekun menjalankannya, baik pada musin panas maupun dingin. Mereka memandang seolah-olah shalat Tahajud itu adalah sesuatu yang wajib (HR Tirmidzi).

Jika terlewatkan sekali saja, mereka menganggap itu sebagai musibah yang besar. Pastinya, selain sebagai ‘mesin keimanan’, Tahajud memberikan banyak manfaat besar dalam kehidupan mereka yang istiqamah menjalankannya.

Di antaranya, pertama, untuk menjaga kesehatan. Tidak diragukan lagi, shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.

Rasulullah SAW bersabda, "Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh." (HR Tirmidzi).

Kedua, menjaga ketampanan atau kecantikan. Setap manusia pasti mendambakan ketampanan atau kecantikan dalam dirinya. Melalui terapi shalat Tahajud, seseorang dapat meraih apa yang didambakannya tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun. Yaitu, jaminan ketampanan atau kecantikan yang dihasilkan dari shalat Tahajud tidak terbatas pada tampilan lahir, juga dapat menghasilkan ketampanan atau kecantikan batin.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya.” (HR Ibnu Majah).

Ketiga, shalat Tahajud juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis spiritualitas. Karena itu, salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang andal secara intelektual, emosional, dan spiritual adalah membiasakan shalat Tahajud pada setiap malamnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Setan membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata: ‘Malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika orang tadi bangun lalu berzikir kepada Allah SWT, terlepas satu ikatan. Jika dia berwudhu, terlepas satu ikatan yang lainnya. Dan jika dia melaksanakan shalat, terlepas semua ikatannya. Pada akhirnya, dia akan menjadi segar (produktif) dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).

Keempat, mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman. Selain dengan usaha (ikhtiar) secara maksimal guna menggapai cita-cita dan rasa aman, seseorang hendaknya membiasakan diri untuk shalat Tahajud karena doa yang mengiringi Tahajud akan dikabulkan oleh Yang Maha Mengabulkan.

Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.'” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).

- Semoga Bermanfaat -

Alasan Mengapa Kita Merasa Ngantuk Sesudah Makan Siang

Mengapa Kita Mengantuk Sesudah Makan Siang?

Jam-jam setelah makan siang, biasanya adalah masa-masa yang paling susah dilewati. Walaupun malam sebelumnya kita sudah cukup tidur, tetap saja kita merasa mengantuk. Ada dua hal yang menyebabkan kita merasa ingin tidur siang

1. L-Tryptophan

L-Tryptophan adalah asam amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin, vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat serotonin, zat penghantar sinyal di otak yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita jatuh tertidur.

Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin, yang akan menyimpan makanan dalam tubuh. Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita mengantuk.

2. Proses pencernaan makanan

Tubuh akan mengirimkan darah ke sistem pencernaan karena proses pencernaan membutuhkan energi yang cukup besar, apalagi kalau makanan yang perlu dicerna mengandung banyak lemak. Energi yang diperlukan juga akan semakin bertambah besar seiring dengan semakin banyaknya makanan yang kita konsumsi. Pada saat ini, sistem saraf juga menyumbangkan sebagian stok darahnya dan sebagai akibatnya, sistem saraf akan mengalami kekurangan oksigen untuk sementara. Menurunnya efektivitas kerja saraf pada saat sistem pencernaan bekerja inilah yang juga membuat kita ingin tidur siang.

Semoga Bermanfaat

Cerita Mengharukan Hati

... SEBUAH KISAH MENGHARUKAN HATI ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … MALAM ketika kau datang dan langsung duduk di sebelahku, memelukku, dan menyandarkan kepalamu di bahuku, aku terdiam.

Bahkan kuurungkan niatku untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah kupendam selama lima tahun ini. Karena kamu tak sedang ingin bicara. Hanya bersandar di bahuku dan memelukku dengan erat, seolah tak ingin lepas. Hingga kurasakan otot tanganmu yang kecil itu seperti membelit tubuh dari samping kiriku.

Namun aku memberanikan diri untuk bicara. Karena kupikir, terlalu berat menanggung rasa bersalah ini selama lebih dari setengah dasa warsa, sebuah waktu yang tak pendek untuk menyembunyikan sebuah kebohongan.

Sedang aku mencintaimu dengan tulus, dan tak ingin kehilanganmu. “Sayang, tolong beri kesempatan aku bicara, lima menit saja,”. Kali ini dia tak hanya meresponku dengan diam dan geleng-geleng kepala. Jari telunjuknya bahkan langsung menutup bibirku, hingga lagi-lagi kubatalkan niatku.

“Plizzzzzzz, jangan kau ajak aku bicara. Kali ini saja! Aku sedang ingin memelukmu sekuat tenagaku, selama mungkin, sampai akhir hidupku. Karena aku takut akan kehilangan kesempatan ini, sehingga menyesal di kehidupan nanti,” tuturnya sambil terus menenggelamkan kepalanya di bahuku, hingga pundakku terasa berat.

Setelah itu, kau terdiam. Hening. Sunyi. Suasana di taman belakang rumahmu ini hanya menyisakan suara alam; semilir angin dan suara serangga malam. Aku baru ingat, inilah tempat yang sama di masa lalu, ketika aku memutuskan memilihmu sebagai pendamping hidupku. Di kursi yang sama ini, kaupun dulu memeluk dan menyandarkan kepalamu di bakuku dengan erat. Itu tujuh tahun lalu.

Satu bulan setelah itu, kita membacakan ikrar di depan penghulu, untuk mengikat simpul janji kehidupan rumah tangga yang abadi. Aku bahagia dan kaupun kuyakin merasakan yang sama. Namun dua tahun setelah pernikahan kita, aku menyakitimu –tanpa kau tahu. Bahkan hingga kini sekalipun.

Sebab selama lima tahun aku pendam sebuah rahasia besar, sebelum satu minggu lalu kuputuskan berhenti dari kesalahan ini. Berniat meminta maaf atas kesalahan terbesarku terhadapmu.

Bila perlu, akan kucium kakimu dengan bersimpuh. “Kau harus tahu sayang, bahwa lima tahun perjalanan rumah tangga yang seolah menyenangkan ini, lama kuisi dengan kebohongan. Sebuah dusta yang mungkin tak termaafkan bagimu. Dan hari ini, ingin aku mengakui semua dosa itu dan berharap atas maafmu, yang kuragukan akan kauberikan kepadaku,”bersitku dalam hati.

Masih hening. Pun sunyi yang masih saja menyeruak, merindingkan bulu kakiku. Sampai ku tersadar, beban di pundaku serasa kian berat saja. Pelukanmu kian kaku mengunci tubuhku. Dan sentuhan tanganmu seperti memancarkan dingin. “Sayang, apakah kamu sakit? Biar kita ke dalam saja. Kamu harus mengistirahatkan tubuhmu di kamar,” ungkapku.

Dia tetap lelap, seolah tak mendengar ucapanku. Kucoba gerakkan tubuhnya. Kuangkat kepalanya, tapi berat. Matanya tetap terpejam. Aku pun memutuskan untuk membopongnya.

Kucoba lepaskan pelukan tangannya dari tubuhku, tetapi tak berhasil. Aku merasakan tangannya kian dingin. Dia pun tak berreaksi sama sekali. Rini sayang, bangun. Ayo kita ke dalam,” pintaku dengan menepuk pipi kirinya. Tetapi lagi-lagi dia tak berreaksi.

Aku mulai panik. Dengan sedikit keras, kulepaskan pelukan tangannya. Dan akhirnya berhasil. Dengan cepat kuangkat tubuhnya ke dalam kamar. Kubaringkan tubuhmu secara perlahan ke tempat tidur. Kembali kucoba membangunkanmu, tapi gagal.

Kau tidur sangat lelap? Aku semakin panik saja. Kudekatkan punggung telapak tanganku tepat di depan hidungmu. Oh tidak, nafasmu terhenti. Kupegang lehermu, nadimu pun tak berdenyut.

Dalam kondisi panik itu, aku akhirnya bisa memastikan, itriku telah pergi meninggalkanku selamanya. Tangisku pun pecah, mengisi seruangan rumah yang hanya kami tempati berdua, selama tujuh tahun ini.

Aku menangisimu dengan keras, sambil memelukmu erat. “Tidak sayang, kamu pasti tengah bercanda dan menghiburku. Bangun sayang, jangan kau tinggalkan aku. Sungguh, aku tak sanggup,” teriakku sambil menatap wajahnya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Aku berharap masih ada keajaiban, sehingga dia masih bisa hidup bersamaku untuk waktu yang panjang, sampai masa tua. Masa di mana kualitas ingatan kita berdua terus menurun. Tetapi kau tetap memanggilku papa dengan lembut. Akupun memanggilnya dengan sebutan sayang. Kita masih bisa mandi bareng, melestarikan kasih sayang penuh romantisme, hingga saat-saat maut menjemput salah satu dari kita, lalu yang lainnya mengidap sepi yang sangat.

Aku terus berkhayal tentang masa depan bersamanya, sampai ujung hidup merenggut nyawa. Imajinasiku terus melayang, terus terbang, dan tanpa sadar aku nyaris tertidur.

Seketika kulepaskan pelukanku, kutatap dalam-dalam wajah istriku. Air mataku menetes perlahan dan terus membanjiri pipiku. Memandangi wajahnya yang tetap cantik dan tersenyum, meski kini wajahnya telah pucat.

Dia meninggalkanku dengan senyum. Tidak sepertiku yang ditinggal dengaan rasa salah, feeling guilty yang menyesakkan dadaku. Tubuh ini seperti terangkat, terbang ke cakrawala langit, hingga nafas terengah-engah.

Aku mencoba bangun, ketika tanganku merasakan sentuhan sesuatu di saku kaus berkerah istriku. Akupun mengambilnya, ternyata selembar kertas catatan. Kuberanikan diri membukanya, sedikit demi sedikit, lalu membacanya.

“Untuk suamiku tercinta, lelaki terbaik yang Allah kirimkan untuk mendampingiku. Aku mensyukurinya, meski harus menyesal, karena sedemikian singkat aku menikmati masa-masa indah bersama lelaki yang kubayangkan seperti pangeran berkuda dari negeri antah barantah.

Suamiku, maafkan aku, karena hanya sedikit waktu yang bisa kudedikasikan untukmu. Kanker di rahimku ini tak lagi mampu kutahan, hingga merenggut nyawaku, di usia ketujuh pernikahan kita. Sayang, aku sangat menikmati masa-masa bersamamu, sehingga tak pernah terbayangkan dalam hati dan pikiranku, untuk berpaling sejenak pun darimu.

Sungguh, cintamu tak pernah tergantikan dengan lelaki manapun. Untuk satu hal ini, aku mengucap syukur kepada Tuhanku setiap waktu. Sungguh, aku merasakan keindahan bersamamu, yang tak mungkin mampu kudefinisikan.

Tetapi aku menyadari kekuranganku sebagai istri, yang secara wajar tak bisa memberikanmu keindahan memadu asmara, di setiap malam yang kaum impikan. Aku menyadari itu dan kamu pun tentu telah menyadari resiko itu sejak pertama kali memutuskan meminangku untuk hidupmu.

Itu sebabnya, aku tak marah, ketika kutahu, engkau tah tahan juga –sebagai lelaki normal- untuk mencari kepuasan dari perempuan lain yang bisa memuaskanmu.

Di awal tahun ketiga pernikahan, ketika engkau mulai tergoda seorang perempuan cantik dan seksi itu, aku pun bukan tak tahu. Kudiamkan sebagai sebuah bentuk pengabdian cintaku kepadamu. Bahkan ketika akhirnya kau menikahi perempuan itu secara siri, lalu mendapatkan keturunan darinya, aku pun tak marah.

Kau mungkin tak tahu. Bahwa ketika perempuan itu berberat hati untuk menerima tawaranmu menikah, karena dia menghormati aku, maka aku pula yang meyakinkannya, tanpa sepengatahuanmu, untuk menerimamu.

Aku tahu, dia perempuan yang tak hanya mampu memenuhi kebutuhan akan kepuasan biologis. Lebih dari itu, dia adalah perempuan yang jujur, berhati baik dan tulus. Dan terutama, dia sangat menyayangimu, sepertiku.

Suamiku, engkau adalah laki-laki dengan sketsa wajah yang telah kukenali secara dalam. Bahkan bau keringatmu pun kuhafal, hingga ujung hidupku. Kau tak perlu meminta maaf, atas keputusanmu mencintai perempuan desa itu, untuk menikahinya, dan untuk memberinya keturunan.

Aku tak marah. Ini konsekuensi cinta yang harus kubayar. Karena kutahu, hingga akhir hayatku, engkau masih setia menemaniku, tak pernah terbersit sedikitpun meninggalkanku. Menemaniku hingga saat-saat kematianku adalah lebih dari cukup bagiku, perempuan tak normal yang gagal memberikanmu keturunan.

Jangan pernah menyesal dan menangisi keputusanmu itu. Dan kau pun tak perlu meminta maaf. Karena sejak awal kutahu keputusanmu itu, aku telah memaafkanmu.

Sama sekali aku tak menganggapmu berselingkuh, apalagi mengkhianatiku. Maka, untuk yang terakhir kalinya, aku memintamu memberiku satu senyuman terindah, seperti yang pernah tercatat dalam keabadaian hatiku, saat pertama kali kau tatap wajahku.

Selamat tinggal suamiku tersayang. Kutunggu kau, pertemuanmu dan anak-anakmu, di kehidupan berikutnya. Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu.

Istrimu yang sangat mencintaimu,
Rini

Mendadak semuanya gelap. Tak ada kehidupan.***